MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Segala puji dan
syukur saya panjatkan kepada Allah SWT , karena dengan rahmat dan ridho-Nya
saya dapat menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Tujuan
pembuatan karya tulis ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Ilmu Sosial
Dasar dengan judul “Manusia Sebagai Makhluk Sosial”
Melalui pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kurang tepat serta menyinggung perasaan pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat buat semua.
BAB 1 : PENDAHULUAN
Melalui pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kurang tepat serta menyinggung perasaan pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat buat semua.
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia
adalah makhluk yang tidak dapat hidup dengan sendiri. Manusia diciptakan oleh
Tuhan YME sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Di dalam
kehidupannya manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya.
Hal ini merupakan salah satu kodrat manusia yang selalu ingin berhubungan
dengan manusia lain.
Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya dapat diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya. Terjadinya perubahan-perubahan tersebut disebabkan karena adanya interaksi sosial.
Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya dapat diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya. Terjadinya perubahan-perubahan tersebut disebabkan karena adanya interaksi sosial.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas , dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa alasan manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial?
2.
Faktor-faktor apa saja yang mendasari terjadinya interaksi sosial?
3. Media (agen) sosialisasi apa aja yang menjadi wahana di mana individu akan mengalami
sosialisasi untuk mempersiapkan dirinya masuk ke dalam masyarakat sepenuhnya?
3. Media (agen) sosialisasi apa aja yang menjadi wahana di mana individu akan mengalami
sosialisasi untuk mempersiapkan dirinya masuk ke dalam masyarakat sepenuhnya?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini ditulis agar penulis dan pembaca mampu mempelajari tentang manusia
sebagai makhluk sosial.
Makalah ini ditulis agar penulis dan pembaca mampu mempelajari tentang manusia
sebagai makhluk sosial.
D.
Prosedur
Makalah
Makalah ini disusun dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang
dibahas secara jelas dan konprehensif. Data teoritis dalam makalah ini
dikumpulkan dengan menggunakan studi pustaka, artinya penulis mengambil data
melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah.
Data tersebut diolah dengan teknis analisis isi melalui kegiatan
mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema
makalah. Selain itu , penulis melakukan browsing internet
BAB II : PEMBAHASAN
Secara kodrati, manusia merupakan makhluk
monodualistis, artinya selain sebagai makhluk individu, manusia juga berperan
sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu
bekerjasama dengan orang lain sehingga tercipta sebuah kehidupan yang damai.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan
tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa makan menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensinya
kemanusiaannya. Seseorang memiliki sikap sosial apabila ia memperhatikan atau
berbuat baik terhadap orang lain.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap sosial
merupakan beberapa tindakan menuju kebaikan terhadap sesamanya. Selain itu,
Manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial karena pada diri manusia ada dorongan
untuk berinteraksi dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan mencari kawan.
Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali didasarkan kepentingan
dan persamaan ciri.
Manusia
selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebut sebagai makhluk sosial.
Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain, selanjutnya interaksi
ini berbentuk kelompok. Kemampuan dan kebiasaan manusia berkelompok ini disebut
juga dengan zoon politicon.
Istilah manusia sebagi zoon politicon pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles yang artinya manusia sebagai binatang politik. Manusia sebagai insan politik atau dalam istilah yang lebih populer manusia sebagi zoon politicon, mengandung makna bahwa manusia memiliki kemampuan untuk hidup berkelompok dengan manusia yang lain dalam suatu organisasi yang teratur, sistematis dan memiliki tujuan yang jelas, seperti negara.
Sebagai
insan politik, manusia memiliki nilai-nilai yang bisa dikembangkan untuk
mempertahankan komunitasnya. Argumen yang mendasari pernyataan ini adalah bahwa
manusia sebagaimana binatang, hidupnya suka mengelompok. Hanya sifat
mengelompok antara manusia dan binatang berbeda, hewan mengandalkan naluri,
sedangkan manusia berkelompok dilakukan melalui proses belajar dengan
menggunakan akal pikirannya.
Dapat
disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial dengan beberapa alasan, yaitu:
·
Ada dorongan
untuk berinteraksi.
·
Manusia
tunduk pada aturan norma sosial.
·
Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan satu sama lain.
·
Potensi
manusia akan benar-benar berkembang apabila ia hidup ditengah-tengah manusia.
Berikut ini
adalah pengertian dan definisi makhluk sosial menurut para ahli:
·
Menurut KBBI
: Makhluk sosial adalah manusia yang berhubungan timbal balik dengan manusia
lain.
·
Menurut Elly
M. Setiadi : Makhluk sosial adalah makhluk yang didalam hidupnya tidak bias
melepaskan diri dari pengaruh orang lain.
·
Menurut Dr.
Johannes Garang : Makhluk sosial adalah makhluk berkelompok dan tidak mampu
hidup menyendiri.
·
Menurut
Aristoteles : Makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti menusia
dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain
·
Menurut
Liturgis : Makhluk sosial merupakan makhluk yang saling berhubungan satu sama
lain serta tidak dapat melepaskan diri dari hidup bersama.
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara
individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah proses di mana
orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan
tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Ada beberapa pengertian interaksi sosial menurut para
ahli:
·
Menurut H.
Booner dalam bukunya Social Psychology memberikan rumusan interaksi sosial
bahwa: “Interaksi sosial adalah hubungan antar dua individu atau lebih, dimana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan
individu yang lain atau sebaliknya.”
·
Menurut
Gillin dan Gillin (1954) yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah
hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang,
dan orang perorangan dengan kelompok.
·
Maryati dan
Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau
hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar
kelompok atau antar individu dan kelompok.”
·
Murdiyatmoko
dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang
menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan
tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur social.”
·
Siagian
(2004) “Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling
mempercayai, menghargai, dan saling mendukung.”
Dari pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antar
sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan
antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok dalam
kehidupan sosial
MACAM-MACAM INTERAKSI SOSIAL
Menurut
Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
·
Interaksi
antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi
interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika hubungan yang
terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik
merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
·
Interaksi
antara individu dan kelompok:
Interaksi ini pun dapat berlangsung
secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok
bermacam-macam sesuai situasi dan kondisinya.
·
Interaksi
sosial antara kelompok dan kelompok:
Interaksi sosial kelompok dan
kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja
sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI
SOSIAL
·
Imitasi
adalah suatu proses peniruan atau meniru.
Banyak perilaku kita sebenarnya
diawali dengan meniru. Salah satu contohnya meniru potongan rambut, model
pakaian, model celana, dan lain-lain. Proses peniruan ini lebih mudah terjadi
dan mudah berubah. Artinya proses peniruan seringkali tidak bertahan lama,
karena apabila ada model baru, maka model yang lama akan ditinggalkan dan
berubah meniru ke model yang baru. Biasanya yang ditiru adalah hal-hal yang
artificial yaitu hal-hal yang nampak saja dan bersifat fisil.
·
Sugesti
adalah suatu proses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan
atau pedoman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu.
Yang dimaksud sugesti di sini adalah
pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain,
yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam
hubungannya, dengan interaksi sosial adalah hampir sama. Bedanya ialah bahwa
imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti
seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang
lain di luarnya.
·
Identifikasi
dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan orang lain,
baik secara lahiriah maupun batiniah.
·
Simpati
adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati
timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan
seperti juga pada proses identifikasi.
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Setidaknya ada dua macam bentuk interaksi sosial
sebagai wujud proses sosial dalam kehidupan masyarakat. Dua bentukproses
interaksi sosial, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif.
Ø Proses asosiatif
Proses asosiatif adalah bentuk
interaksi sosial yang dapat meningkatkan hubungan solidaritas antarindividu.
Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan bentuk interaksi
sosial yang utama. Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara
perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
bersama.
Kerjasama ini semakin menguat
apabila ada tantangan dari luar kelompoknya. Kerjasama bisa timbul jika terjadi
hal-hal berikut.
a) Orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.
b) Kedua belah pihak memiliki sumbangan
atau kontribusi untuk memenuhi kepentingan mereka melalui kerjasama.
Kerjasama
merupakan bentuk proses sosial yang baik, tetapi bukan kerjasama dalam hal yang
negatif, seperti kerjasama ketika para siswa sedang melaku-kan ulangan atau
ujian. Apakah kamu melihat ada bentuk kerjasama yang lain di lingkunganmu? Ada
beberapa bentuk kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan iru antara lain sebagai
berikut.
a.) Kerukunan
Kerukunan adalah hidup berdampingan secara damai dan melakukan kerjasama secara bersama-sama. Kerukunan dapat ditunjukkan dari kegiatan kerja bakti yang dilakukan warga atau secara bergiliran melakukan ronda untuk menjaga keamanan kampung. Kerukunan pada intinya mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.
Kerukunan adalah hidup berdampingan secara damai dan melakukan kerjasama secara bersama-sama. Kerukunan dapat ditunjukkan dari kegiatan kerja bakti yang dilakukan warga atau secara bergiliran melakukan ronda untuk menjaga keamanan kampung. Kerukunan pada intinya mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.
b.) Tawar-menawar (bargaining)
Tawar-menawar adalah bentuk
perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau
lebih.
c.) Kooptasi
Kooptasi adalah kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat atau ide orang atau kelompok lain. Hal itu diperlukan agar kerjasama dapat berlanjut dengan baik.
Kooptasi adalah kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat atau ide orang atau kelompok lain. Hal itu diperlukan agar kerjasama dapat berlanjut dengan baik.
d.) Koalisi
Koalisi adalah bentuk kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai kesamaan tujuan. Koalisi dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih besar.e) Joint venture
Koalisi adalah bentuk kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai kesamaan tujuan. Koalisi dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih besar.e) Joint venture
e Join
Venture
Joint venture adalah bentuk kerjasama
yang dilakukan oleh beberapa perusahaan. Dengan joint venture diharapkan hasil
atau keuntungan yang diperoleh dari sebuah usaha akan lebih besar.
Ø Akomodasi (accomodation)
Akomodasi dipergunakan dalam dua
arti, yaitu yang menunjuk pada suatu keadaan dan yang menunjuk pada suatu
proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu
keseimbanga dalam interaksi di antara orang-orang, yang kaitan dengan
norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Sedangkan sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia
untuk mencapai kestabilan.
Akomodasi mempunyai tujuan
sebagai berikut.
1.) Mengurangi pertentangan.
2.) Mencegah pertentangan untuk
sementara.
3.) Memungkinkan terjadinya kerjasama.
4.) Mengusahakan peleburan antara
kelompok social.
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk
menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya. Ada beberapa bentuk akomodasi. Bentuk-bentuk
akomodasi tersebut antara lain sebagai berikut.
1.) Paksaan (coercion)
Paksaan merupakan bentuk akomodasi
yang prosesnya dilaksanakan karena adanya unsuur paksaan. Paksaan merupakan
bentuk akomodasi dengan salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah
dibandingkan dengan pihak lawan.
2.) Kompromi
Kompromi adalah bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
Kompromi adalah bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3.) Penengah (arbitration)
Adanya penengah (arbitration) atau
pihak ketiga merupakan suatu cara unruk mencapai kompromi apabila pihak-pihak
yang berhadapan tidak sanggup mencapai penyelesaian. Pertentangan diselesaikan
oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak yang bertentangan.
4.) Mediasi
Mediasi menyerupai penengah. Pada mediasi hadirnya pihak ketiga hanya sebagai penasihat belaka. Tugas pihak ketiga adalah memberi nasihat agar para pihak yang bertikai menemukan penyelesaian untuk selanjutnya melakukan perdamaian.
Mediasi menyerupai penengah. Pada mediasi hadirnya pihak ketiga hanya sebagai penasihat belaka. Tugas pihak ketiga adalah memberi nasihat agar para pihak yang bertikai menemukan penyelesaian untuk selanjutnya melakukan perdamaian.
5.) Konsilisasi
Konsilisasi adalah suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu tujuan bersama.
Konsilisasi adalah suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu tujuan bersama.
6.) Kesabaran
Kesabaran suatu bentuk akomodasi tanpa persetuju-an yang resmi. Pada usaha ini pihak yang berselisih menyadari betapa berselisih itu tidak bermanfaat. Secara perlahan-lahan perselisihan diharapkan akan hilang atau setidaknya berkurang.
Kesabaran suatu bentuk akomodasi tanpa persetuju-an yang resmi. Pada usaha ini pihak yang berselisih menyadari betapa berselisih itu tidak bermanfaat. Secara perlahan-lahan perselisihan diharapkan akan hilang atau setidaknya berkurang.
7.) Terperangkap (skakmat)
Terperangkap hingga tak dapat
bergerak lagi adalah suatu bentuk akomodasi di mana dua pihak yang sedang
berselisih yang mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu titik tertentu.
8.) Keputusan pengadilan
Keputusan pengadilan adalah
penye¬lesaian perselisihan melalui jalan pengadilan. Hal ini dilakukan karena
kedua belah pihak mengalami kesulitan mencari jalan damai.
1. Asimilasi
Asimilasi adalah penyesuaian
sifat-sifat asli yang dimiliki dengan sifat-sifat sekitar. Dalam hal proses
sosial, asimilasi berkaitan dengan peleburan perbedaaan budaya. Proses
asimilasi bisa terj adi bila terdapat hal-hal berikut:
·
Perbedaan
kebudayaan kelompok-kelompok manusia.
· Terjadi pergaulan secara langsung
dan intensif.
· Ada perubahan kebudayaan dari
kelompok-kelompok manusia dan saling menyesuaikan diri.
Beberapa faktor yang mempermudah asimilasi adalah
toleransi, sikap menghargai orang asing, sikap terbuka yang dimiliki para
pemimpin, per-samaan unsur-unsur kebudayaan, dan kesempatan-kesempatan yang
seimbang di bidang ekonomi.
Ø Proses disosiatif
Proses disosiatif adalah bentuk
interaksi sosial yang dapat merenggangkan hubungan solidaritas antarindividu.
Proses disosiatif meliputi persaingan, kontravensi, dan konflik.
a.) Persaingan (competition) Persaingan
adalah proses sosial dimana individu atau kelompok manusia bersaing mencari
keuntungan melalui suatu bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi
pusat perhatian umum, dengar. cara menarik perhatian publik atau mem-pertajam
prasangka yang ada, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Beberapa bentuk
persaingan antara lain persaingan ekonomi, persaingan kebu¬dayaan, persaingan
kedudukan dan peranan, serta persaingan ras.
b.) Kontravensi (contravention)
Pada hakikatnya kontravensi
merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan
pertentangan atau pertikaian. Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi
terhadap orang-orang lain atau unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu, yang
dapat berubah menjadi cacian, tetapi tidak sampai pada pertentangan pertikaian.
Secara umum, bentuk kontravensi meliputi penolakan, keengganan, perlawanan,
per-buatan menghalang-halangi, protes, dan mengecewakan rencana pihak lain.
c.) Pertentangan/pertikaian (conflict)
interaksi sosial dalam bentuk
pertentangan atau pertikaian terjadi jika masing-masing pihak yang sedang
mengadakan interaksi, tidak menemukan kesepahaman mengenai sesuatu, kemudian
berlanjut menjadi adu kekuatan, lalu timbul adanya perten tangan atau
pertikaian. Pertentangan atau pertikaian tersebut dapat bersifat sementara atau
terus-menerus.
SOSIALISASI
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau aturan
dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori meng
enai peranan (role theory). Karena dalam proses
sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Pengertian sosialisasi menurut
beberapa para ahli:
·
Charlotte
Buhler
Sosialisasi adalah proses yang
membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri terhadap bagaimana
cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar ia dapat berperan dan
berfungsi dalam kelompoknya
· Koentjaraningrat
Sosialisasi adalah seluruh proses di mana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya.
Sosialisasi adalah seluruh proses di mana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya.
·
Paul B.
Horton
Sosialisasi adalah suatu proses
dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat
tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
POLA SOSIALISASI
Sosiologi dapat dibagi menjadi dua
pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris. Sosialisasi
represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan
hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah
penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada
kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu
arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang
tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant
other. Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization)
merupakan pola di mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu,
hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini anak diberi
kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi
adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadigeneralized other.
JENIS-JENIS SOSIALISASI
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi
dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi
sekunder (dalam masyarakat). MenurutGoffman kedua proses tersebut
berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja.
Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang
sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu,
bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
·
Sosialisasi
primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan
sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa
kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer
berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia
mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang
yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan
pola interaksi secara terbatas di
dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan
oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota
keluarga terdekatnya.
·
Sosialisasi
sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu
proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan
individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.
Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi.
Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru.
Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan'
identitas diri yang lama.
TIPE SOSIALISASI
Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. Contoh, standar 'apakah seseorang itu baik atau tidak'
di sekolah dengan di kelompok sepermainan tentu berbeda.
Di sekolah, misalnya, seseorang disebut baik apabila nilai
ulangannya di atas tujuh atau tidak pernah terlambat masuk sekolah. Sementara
di kelompok sepermainan, seseorang disebut baik apabila solider dengan teman
atau saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe
sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi tersebut
adalah sebagai berikut.
·
Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui
lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara,
seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
·
Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di
masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara
teman, sahabat, sesama anggota klub, dan
kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.
AGEN SOSIALISASI
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak
yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang
utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah. Pesan-pesan yang
disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama
lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi
bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di
sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan
menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa
mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa. Proses sosialisasi
akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen
sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama
lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam
situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.
·
Keluarga (kinship)
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi
meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam
suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended
family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah
dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman,
dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah
padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang berada diluar
anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi
yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pramusiwi, menurut Gertrudge
Jaegerperanan para
agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak
sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
·
Teman
pergaulan
Teman pergaulan (sering juga disebut
teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke
luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang
bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses
sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada
masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi
dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda usia,
pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan
cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan
dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari
peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan
juga mempelajari nilai-nilai keadilan.
·
Lembaga
pendidikan formal (sekolah)
Menurut Dreeben, dalam
lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung.
Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence),
prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity).
Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam
melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan
sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.
·
Media massa
Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat
tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan. Contoh:
a. Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan
penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus.
b. Iklan produk-produk tertentu telah
meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya.
c. Gelombang besar pornografi, baik
dari internet maupun media cetak atau tv, didahului dengan gelombang game
eletronik dan segmen-segmen tertentu dari media TV (horor, kekerasan,
ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal,
penurunan kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk
lainnya.
·
Agen-agen
lain
Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan
oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu seseorang
membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai
tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus,
pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.
BAB III : PENUTUPAN
KESIMPULAN
Dari uraian
di atas , dapat disimpulkan bahwa alasan manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial karena:
·
Ada dorongan
untuk berinteraksi.
·
Manusia
tunduk pada aturan, norma sosial.
·
Manusia
tidak dapat hidup sebagai manusia jika tidak ada di tengah-tengah manusia.
Ada beberapa faktor yang
mendasari terjadinya interaksi sosial, yaitu: imitasi, sugesti, identifikasi,
dan simpati. Media
(agen) sosialisasi utama yang menjadi wahana di mana individu akan mengalami
sosialisasi untuk mempersiapkan dirinya masuk ke dalam masyarakat sepenuhnya
antara lain:
·
Keluarga
·
Sekolah
·
Media Massa
·
Lingkungan
Kerja
·
Teman
Sepermainan
Sekian
, semoga dapat dimanfaatkan
dan dapat dijadikan sumber pengetahuan baru oleh semua pihak
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar