Minggu, 01 Mei 2016

TUGAS SOFTSKILL "JURNAL SEPUTAR SISTEM KOMPUTER"



PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
ALAT PENENTU ARAH KIBLAT PORTABLE

ABSTRAK
Arah kiblat adalah hal penting yang perlu diketahui oleh umat Islam untuk dapat
melaksanakan ibadah shalat. Arah kiblat pada tiap daerah yang berpenduduk dapat
diketahui dengan mudah terlebih lagi daerah yang memiliki mesjid. Namun, kesulitan untuk
mengetahui arah kiblat dapat terjadi pada daerah yang tidak berpenduduk, di hutan
belantara ataupun di tengah lautan.
Hal ini mendorong peneliti untuk merancang alat menentu arah kiblat portable yang dapat
mengetahui arah kiblat secara otomatis. Alat yang dirancang terdiri sensor Global
Positioning System (GPS) PMB-648 sebagai sensor untuk mengetahui posisi lintang dan
bujur, sensor kompas digital HM55B sebagai penentu arah mata angin, mikrokontroler
BS2P40 sebagai pengolah data dari GPS, LCD sebagai penampil informasi data arah yang
terbaca, dan motor servo sebagai aktuator untuk menunjukkan arah kiblat yang dihasil oleh
mikrokontroler. Hasil pengujian menunjukkan alat yang dirancang dapat bekerja dengan
tingkat kesalahan pada beberapa mesjid di daerah bandung dan Cimahi dengan selisih
maksimum sebesar 2°.
Kata Kunci : arah kiblat, sensor GPS, sensor kompas digital

Pendahuluan
Arah kiblat adalah hal penting yang perlu diketahui oleh umat Islam untuk dapat melaksanakan ibadah shalat. Arah kiblat pada tiap daerah yang berpenduduk dapat diketahui dengan mudah terlebih lagi daerah yang memiliki mesjid. Namun, kesulitan untuk mengetahui arah kiblat dapat terjadi pada daerah yang tidak berpenduduk, di hutan belantara ataupun di tengah lautan. Hal ini mendorong peneliti untuk merancang alat menentu arah kiblat portable yang dapat mengetahui arah kiblat secara otomatis. Diharapkan alat yang dirancang dapat membantu umat Islam yang melakukan perjalanan jauh, baik ke daerah yang jarang penduduk, hutan belantara maupun perjalanan menggunakan kapal laut dapat dengan mudah mengetahui arah kiblat.

Tinjauan Pustaka
Arah Kiblat
Kiblat berasal dari bahasa arab ( قبلة ) yang artinya arah. Yang dimaksud dengan kiblat adalah arah mata angin yang menuju ke Ka'bah di Makkah Al-Mukarramah. Arah yang dimaksud adalah arah dengan jarak terdekat menuju ke Ka’bah. Ketika melaksanakan sholat, baik sholat sunnah maupun fardhu diharuskan menghadap ke arah kiblat. Dari empat mazhab, Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali sepakat bahwa salah satu syarat sahnya sholat adalah menghadap ke arah kiblat, yakni ke Ka'bah di Makkah Al-Mukarromah dan tidak ke yang lainnya. Karena menghadap ke arah kiblat adalah menjadi syarat syahnya sholat, maka hukum untuk mengetahui arah kiblat adalah wajib.

Global Position System (GPS)
Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem radio navigasi penentuan posisi dengan menggunakan satelit. GPS dapat memberikan posisi suatu objek di muka bumi dengan akurat dan cepat (tiga dimensi koordinat x, y, z) dan memberikan informasi waktu serta kecepatan bergerak secara kontinyu di seluruh dunia. Satelit GPS mempunyai konstelasi 24 satelit dalam enam orbit yang mendekati lingkaran. Setiap orbit ditempati oleh 4 buah satelit dengan interval antara yang tidak sama. Dengan adanya 24 satelit di angkasa, 4 sampai dengan 10 satelit GPS setiap saat akan selalu dapat diamati di seluruh permukaan bumi. Sinyal satelit GPS dipancarkan secara menyebar oleh satelit GPS secara kontinyu. Dengan mengamati sinyal satelit menggunakan receiver GPS seseorang dapat menentukan posisi (lintang, bujur) di permukaan bumi. Informasi lainnya yang didapat dari satelit GPS selain posisi adalah kecepatan, arah, jarak, dan waktu. Setiap data yang dikirimkan oleh GPS mengacu pada standar NMEA 0183. NMEA 0183 adalah standar kalimat laporan yang dikeluarkan oleh GPS receiver. Standar NMEA memiliki banyak jenis bentuk kalimat laporan diantaranya yang paling penting adalah koordinat lintang (latitude), bujur (longitude), ketinggian (altitude), waktu sekarang standar UTC (UTC Time) dan kecepatan (speed over ground).
Berikut ini adalah jenis kalimat NMEA 0183 :
a. $GPGGA
(Global Positioning System Fixed Data)
b. $GPGLL
(Geographic –Latitude/Longitude)
c. $GPGSA
(GNSS DOP and Aktive Satelites)
d. $GPGSV
(GNSS Satelite In View)
e. $GPRMC
(Recommended Minimum Specific GNSS Data)
 f. $GPVTG
(Course Over Ground and Ground Speed)

Setiap data diawali dengan karakter “$” dan diakhiri dengan <CR><LF>. Pada prakteknya tidak semua data dengan header ini diambil, hanya yang menyangkut waktu, garis lintang dan garis bujur untuk posisi pengguna.

Perancangan
Perancangan yang dilakukan terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak.

Perancangan Perangkat Keras
Sistem perancangan perangkat keras yang dirancang ditunjukkan pada gambar

Blok Mikrokontroler
Blok Mikrokontroler memuat mikrokontroler Basic Stamp BS2P40 berfungsi
sebagai unit yang akan mengolah data masukan dari keluaran GPS dan Sensor Kompas. Selanjutnya menampilkan hasil olahannya pada LCD dan menggerakkan motor servo untuk menunjukkan arah kiblat berdasarkan data masukan tersebut. Basic Stamp adalah mikrokontroler yang dikembangkan oleh Parallax Inc yang deprogram menggunakan bahasa pemrograman basic. Program yang dibuat di-download melalui port serial. Jumlah pin I/O yang terdapat di mikrokontroler ini adalah 32, sehingga cukup untuk mengoperasikan sensor
GPS maupun sensor kompas. Adapun spesifikasi Basic Stamp BS2P40 adalah sebagai berikut:
• memiliki Chip PBASIC48W/P40,
• memiliki 8 x 2 Kbyte EEPROM yang mampu menampung hingga 4000 instruksi,
• memiliki kecepatan prosesor 20 MHz Turbo dengan kecepatan eksekusi program
hingga 12000 instruksi per detik.
• memiliki RAM sebesar 38 byte (12 I/O, 26 variabel) dengan Scratch Pad sebesar 128 byte,
• memiliki jalur input/output sebanyak 32 pin,
• memiliki tegangan masukan 9-12 VDC dengan tegangan keluaran 5 VDC.

Blok Global Positioning System
Blok Global Positioning System (GPS) memuat sensor GPS engine PMB-648 yang berfungsi untuk mendapatkan data koordinat (lintang, bujur) sesuai lokasi penempatan alat. Selanjutnya data tersebut akan dikirimkan ke mikrokontroler. GPS engine PMB-648 memiliki 6 buah pin.

Blok Sensor Kompas
Blok Sensor Kompas memuat sensor kompas HM55B yang berfungsi untuk menentukan arah yang akan dijadikan sebagai acuan dalam menentukan arah kiblat. Selanjutnya, data arah terbaca pada kompas akan dikirimkan ke mikrokontroler. Modul kompas Hitachi HM55B merupakan sensor magnetik dual axis yang dapat digunakan untuk mendeteksi arah pada proyek elektronik. Sebuah regulator onboard dan proteksi resistor membuat chip HM55B (3
volt) cocok dengan level sinyal dan tegangan mikrokontroler Basic Stamp (5 volt).

Blok Liquid Crystal Display
Blok Liquid Crystal Display (LCD) memuat komponen LCD yang berfungsi untuk menampilkan proses pencarian kiblat dan hasil pencarian arah kiblat.

Blok Motor Servo/Penunjuk Arah
Blok Motor Servo/Penunjuk Arah memuat motor servo yang akan bergerak untuk  menunjukkan arah kiblat yang diketahui berdasarkan data yang telah diterima dari GPS dan Kompas oleh mikrokontroler. Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah, dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya dengan memberikan pengaturan duty cycle sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya

Pengujian Alat
Pengujian alat dilakukan dengan membandingkan besar sudut arah kiblat yang ditunjuk oleh alat penentu arah kiblat yang telah dirancang dengan besar sudut arah kiblat pada beberapa mesjid di kota Bandung dan Cimahi, yaitu Mesjid Agung Ujungberung, Mesjid Raya Bandung dan Mesjid Agung Cimahi. Pengujian pada tiap mesjid dilakukan sebanyak empat kali. Data diambil ketika sensor kompas menunjuk pada tiap arah mata angin (Utara, Selatan, Barat dan Timur).

Analisa perhitungan sudut arah kiblat
Berdasarkan data yang dihasilkan dari sensor GPS dapat dilakukan perhitungan matematis yang nantinya menghasilkan sebuah sudut yang dijadikan sebagai acuan bagi motor servo untuk bergerak menuju ke arah kiblat. Dengan menggunakan rumus arcus tangen (arctan) dapat diperoleh besaran sudut arah kiblat. Berdasarkan data keluaran GPS dan data koordinat ka’bah maka dapat diketahui panjang garis yang diperlukan dalam perhitungan sudut arah kiblat menggunakan arctan. Garis X diperoleh dari rumus pengurangan data bujur (longitude) pengguna dikurangi data bujur ka’bah. Garis Y diperoleh dari rumus pengurangan data lintang (latitude) pengguna dikurangi data lintang ka’bah. Jika ternyata pengguna berada pada koordinat lintang selatan atau bujur barat maka di depan data koordinat tersebut harus ditambahkan tanda “-”. Diketahui bahwa Ka’bah berada di koordinat 21.2525° LU dan 39.4939° BT sedangkan koordinat alat berada di jalan Dipatiukur (Bandung) tepatnya di koordinat 06.5320° LS dan 107.3691° BT, karena alat berada di koordinat lintang selatan, maka ditambahkan “-” didepan data koordinat tersebut. Gambar 9 merupakan ilutrasi sudut yang terbentuk antara posisi alat terhadap posisi Ka’bah. Berdasarkan data koordinat tersebut maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:
X = 107.3691 - 39.4939 = 67.88
Y = -6.5320 - 21.2525 = -27.78
Tan α = = = - 0.4092
Arctan α = -22.2544°
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh sudut sebesar 22.25° yang merupakan sudut dari arah barat menuju arah kiblat.
Berikut perhitungan untuk kota
Cimahi:
X = 107.33 - 39.49 = 67.84
Y = - 6.52 - 21.25 = -27.77
Tan α = = = -0.4093
Arctan α = -22.2615°
Setelah dilakukan perhitungan ternyata kiblat di antara kota Cimahi dan jalan Dipati ukur terdapat perbedaan sekitar 0,01°.

Kelebihan : alat penentu arah kiblat portable ini sangat membantu sekali khususnya untuk yang beragama muslim ketika ingin mengetahui kemana arah kiblat saat akan melaksanakan shalat tetapi tidak ada masjid di tempat itu, sehingga perlu menentukan arah kiblat yang benar.

Kekurangan : alat ini masih terbatas pada daerah Tenggara terhadap titik koordinat Ka’bah


Minggu, 03 April 2016

ABSTRAK DALAM PENULISAN ILMIAH

ABSTRAK DALAM PENULISAN ILMIAH


Abstrak merupakan sebuah ringkasan isi dari sebuah karya tulis ilmiah yang ditujukan untuk membantu seorang pembaca agar dapat dengan mudah dan cepat untuk melihat tujuan dari penulisannya. Di dalam dunia akademik, tulisan pendek ini digunakan oleh institusi/lembaga/organisasi pendidikan sebagai informasi awal atas sebuah penelitian ketika dimasukkan dalam jurnal, konferensi, lokakarya, atau yang sejenisnya. Dalam dunia maya (internet), sebuah abstrak digunakan sebagai gambaran singkat atas sebuah karya tulis ilmiah/penelitian untuk dibaca, sebagaimana halnya sebuah “display” model pakaian dipajang untuk dilihat atau diuji pakai sebelum dibeli. Selanjutnya, bagian lengkap sebuah penelitian dijual kepada mereka yang berminat untuk mendapatkannya.

            Abstrak merupakan suatu ringkasan yang singkat namun menyeluruh dari suatu makalah atau artikel jurnal ilmiah. Abstrak terletak pada bagian awal dari suatu karya ilmiah. Dengan membaca abstrak, kita dapat memahami inti dari gagasan yang dituangkan di dalam makalah atau artikel jurnal tersebut. Di samping itu, abstrak merupakan faktor penentu apakah makalah atau artikel jurnal yang kita ajukan kepada panitia penyelenggara atau tuan rumah suatu konferensi atau diterima atau tidaknya artikel jurnal kita oleh editor aalah dari abstrak yang kita tulis dan ajukan. Dengan kata lain abstrak berfungsi “menjual” karya kita. Jadi abstrak itu wajib menarik dan baik.
  
Struktur penulisan sebuah abstrak yang terjadi saat ini menggambarkan ketidakpastian konsep atau ketidakjelasan panduan yang dimiliki tentang susunan yang jelas dari sebuah abstrak. Alasan atau pandangan atas perbedaan yang terjadi di dunia akademik tidak dibahas dalam tulisan ini karena saat ini yang lebih penting meluruskan dan atau menyamakan pandangan tentang penulisan sebuah abstrak yang baik. Penulisan sebuah abstrak harusnya memperhatikan: 

1. Struktur Paragraf.
Sebuah abstrak ditulis dalam satu paragraf yang menerangkan keseluruhan isi tulisan secara singkat dan jelas. Penulisannya tidak melakukan indensasi pada kalimat pertama paragraf. Single space adalah pilihan yang dimiliki oleh penulis untuk menyusun kalimat dalam paragrafnya. Lebih dalam, kadang seorang pembimbing Skripsi/Tesis/Disertasi mengatur hingga pada penggunaan jenis huruf dan ukuran tertentu.

2. Jumlah kata.
Idealnya sebuah paragraf terdiri dari 150 sampai dengan 200 kata. Namun, pertimbangan jumlah kata yang paling tepat dalam penulisan Skripsi, Tesis, ataupun disertasi biasanya bergantung pada pertimbangan pandangan pembimbing (supervisor) yang mendampingi seorang mahasiswa dalam penulisannya. Seorang supervisor harusnya tidak mempertimbangkan jumlah kata sebagai acuan utama penulisan paragraf, karena bagian utama justru isi (content) paragraf.

3. Isi paragraf.
Pada saat pembimbingan, seorang supervisor mengedepankan 4 bagian empiris dari sebuah abstrak. Pertama, indentifikasi fokus penelitian dijelaskan secara singkat agar pembaca memahami apa yang diamati oleh seorang peneliti di dalam penelitiannya. Kedua, penulis perlu menggambarkan secara jelas desain penelitian yang dilakukan dalam proses pencarian jawaban atau solusi atas persoalan yang diangkat di dalam penelitiannya. Desain langkah penyelesaian masalah ini oleh mahasiswa lazim dikenal dengan istilah Metode Penelitian. Ketiga, selanjutnya penulis akan menjelaskan hasil temuannya kepada pembaca. Beberapa peneliti menganggap hasil temuan yang diungkap tidak perlu mengungkap pembahasan yang dilakukan karena hal itu justru akan membuat pengulangan isi tulisan. Jelas maksudnya karena bagian pembahasan temuan penelitian juga diurai di dalam bagian kesimpulan. Keempat, perlunya bagian kesimpulan di dalam sebuah tulisan juga terlihat di dalam sebuah abstrak yang tetap mendapatkan perhatian penting sebagai bagian akhir dari paragraf. Pada bagian ini kadangkala sejumlah peneliti menyisipkan rekomendasi penelitian namun tanpa pembahasan atau uraian yang panjang. Lebih lanjut, tidaklah lazim sebuah abstrak diisi oleh nama si penulis serta para pembimbing tulisannya, apalagi hal itu ditulis dalam huruf cetak tebal.

Contoh Abstrak dalam Penulisan Ilmiah


  



Referensi : 
- http://dosen.ung.ac.id/ivanrismipolontalo/home/2013/1/24/penulisan_abstrak_dalam_sebuah_karya_tulis_ilmiah.html

Pengikut