Senin, 12 Mei 2014

Cara Internetan Gratis dengan @Wifi.id (Bukan hanya Speedy, tapi semua)

Selamat pagi semua, udah lama ga posting, sibuk kuliah dengan tugas yang tidak berpriketugasan-_- Ok, langsung aja, disini saya akan kasih sedikit trik, buat yang demen gratisan. Sebelumnya semua pasti tau Wifi.id, ini jaringan internet super unyu, yang ada di tempat-tempat keramaian, kaya Campus, Mall, dll. Tapi, jaringan ini ga gratis, kita harus, wajib, kudu beli id, pas kita konek ke Wifi.id kita bakal di alihkan ke web nye si empunya, di suruh login, baru bisa download-download -_- Ga perlu galau, disini Alisikan bakal kasih cara agar kita ga perlu beli id, dan ga perlu login. Langsung aja, ini caranya:

 1. Download dulu alat tempurnya disini (langsung download)



tab "Register a new account"

 2. Instal aplikasinya, lalu kalian lakukan regisstrasi dulu disini

  Yang atas isi email ente, yang bawah tulis tuh tulisan alay nya.

 3. setelah registrasi beres, kita buka emial yang tadi kita daftarin.


 Nah di emial itu, kita di kasih password.

 4. Lalu kita login dah ke Droid VPN, abis itu kita konekin ke Wifi.id dulu.
 5. kalo udah terhubung, coba kita pilih server yang bohay, kalo udah tab dah buletan yang gede itu -_-


 Tunggu sampe konek, ga lama, tergantung seberapa tampan ente B| :v :v

 Kalo muncul beginian di check dulu itu, baru OK.


 6. Nah, udah konek kan, coba kita browsing bentar.



  Kalo udah konek, di pojok kanan atas ada logo Droid VPN.
 6. Kalo udah coba kita nyedot file.


Sekian semoga bermanfaat :)

Sumber : http://www.alisikan.com

Kenapa Selalu Kami ?

Awalnya sepakbola Indonesia mendapat angin segar pada beberapa pekan yang lalu. Semangat islah antara The Jakmania pendukung Persija dan Viking beserta Bobotoh pendukung Persib akan terlaksana. Hal ini pun diprakarsai oleh pihak Kepolisian masing-masing wilayah, Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Barat.

Beberapa point penting dalam pertemuan islah di Bogor 11/4 disepakati oleh masing-masing perwakilan kedua supporter tersebut. Yang diantaranya sebagai langkah awal dari hasil mempersilakan The Jak Mania hadir langsung ke Stadion Jalak Harupat untuk mendukung Persija Jakarta melawan tuan rumah Persib Bandung. 11/5

Namun seiring berjalannya waktu bahkan menjelang di hari berlangsungnya pertandingan tanda-tanda yang memperkuat terjadinya islah sepertinya masih sulit terwujud. Apalagi kita harus mengingat, setelah kesepakatan tersebut terjadi, pihak pendukung Persib kerap kali menyanyikan lagu hinaan yang ditujukan untuk The Jakmania di saat Persib berlaga. Ini merupakan sinyal negatif yang selalu ditampakkan oleh pendukung Persib untuk mewujudkan perdamaian setelah sekian lama bermusuhan dengan The Jakmania.

Puncaknya tanggal 8 Mei 2014 saat akan berlangsungnya duel antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta. Pihak Panpel dari Persib Bandung tidak bersedia menyediakan kuota yang harus diberikan kepada The Jak Mania untuk mendukung Persija di Stadion Jalak Harupat. Namun dengan semangat islah yang kuat dengan mengacu kepada kesepakatan bersama yang dibuat dan disaksikan langsung oleh Polda Metro Jaya dan Polda Jabar, The Jak berangkat ke Bandung sekaligus membawa kecintaannya terhadap Persija untuk selalu mendampingi tim kebanggaannya di mana pun berada. Dari sini sudah dapat terlihat siapa yang benar-benar ingin menjalin perdamaian diantara kedua pendukung tersebut jika melihat pada kesepakatan bersama yang telah di buat.

The Jak pada tanggal 8 Mei mencapai ribuan berduyun-duyun menuju Bandung dengan menggunakan puluhan bus. Namun apa daya, The Jak tidak sampai ke stadion untuk mendukung Persija dan menyalami musuh lamanya untuk menuju sebuah perdamaian. The Jak justru mendapatkan perlakuan tidak baik dengan serbuan dari pihak kepolisian yang berada di wilayah Jawa Barat yang entah mengapa begitu keras sangat berlawanan dengan citranya sebagai pengayom masyarakat. The Jak dihentikan paksa dan bus-bus yang mengangkut mereka dihancurkan kaca-kacanya. Mengapa? Entahlah, namun kronologi seperti apa yang sebenarnya terjadi di sana telah disampaikan sendiri oleh para petinggi The Jakmania yang hadir langsung di tempat kejadian.

Yang menjadi persoalan di mana Kapolda Jawa Barat  saat kejadian berlangsung? Apakah tindakan kepolisian tersebut memang secara langsung disiapkan oleh mereka yang berwenang atau tindakan tersebut merupakan sesuatu yang di luar kendali Kapolda Jabar. Semestinya ini tidak terjadi, kita harus menolak lupa, islah yang sedang dibangun oleh The Jakmania ialah merupakan niat awal dari pihak kepolisian. Satu hal lain yang harus diingat, keinginan The Jak hadir di Jalak Harupat merupakan sebuah kesepakatan yang telah disetujui oleh semua pihak yang terlibat dan tentunya juga pihak Kepolisian Jawa Barat. Namun apa daya, cara Kepolisian Jawa Barat membendung kecintaan dan perdamaian The Jak seperti menghadapi kelompok teroris ataupun kelompok yang ingin mengkudeta sebuah Negara. Ini sangat tidak layak dan tidak adil.

Lalu apa hubungannya semua ini dengan “Kenapa Selalu Kami” yang saya jadikan sebuah judul dalam tulisan ini. Satu hal yang sangat mengecewakan bagi The Jak dan semua kalangan yang menginginkan perdamaian ini terjadi ialah komentar Kapolda Jabar yang menyatakan bahwa kericuhan yang terjadi di dalam Tol Cikampek tersebut di awali oleh pihak The Jak itu sendiri. Padahal menurut kesaksian yang diberikan oleh kondektur bus yang disewa oleh The Jak pada salah satu stasiun televisi menyatakan bahwa “Saat perjalanan berlangsung, tiba-tiba banyak polisi yang langsung menyerang dan memecahkan kaca-kaca bus yang membawa rombongan.” Ini sangat berlawanan sekali. The Jak selalu di pojokkan dan akan selalu dibuatkan opini negatif yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.

Pemberian pandangan yang negatif tentang The Jakmania pun kerap kali dilakukan oleh media-media massa. Contohnya pada saat kejadian, kejadian tersebut diberitakan dengan judul yang sangat mengesankan citra negatif The Jak Mania sebagai supporter Persija. “Blokir Tol, Blokade Tol, Menciptakan Kerusuhan di dalam Tol” merupakan frame utama dari media massa untuk menjadikan kejadian tersebut sebagai sebuah berita. Media massa kerap kali melupakan point penting mengapa The Jak berniat hadir ke Jalak Harupat.

Kenapa Selalu Kami (The Jakmania) yang disudutkan oleh pihak Kepolisian dan media massa? Itu merupakan sebuah pertanyaan besar yang perlu kita jawab dengan berbagai sudut pandangan. Jakarta begitu seksi karena menjadi Ibukota Negara dan menjadi titik pusat pemerintahan Negara. Apapun ceritanya Jakarta masih menjadi primadona baik penduduk aslinya maupun pendatang yang mencari penghidupan di kota dengan ondel-ondel sebagai lambang kebudayaannya.

Melalui data dari Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi DKI Jakarta jumlah penduduk ibu kota tahun 2011 adalah 10.187.959 jiwa. Sedangkan data dari hasil sensus penduduk di ibu kota tahun 2010 hanya sekitar 2.301.587 penduduk asli Jakarta. Sisanya penduduk Jakarta dikuasai oleh para pengadu nasib dari daerah sekitar. Penduduk Jakarta yang bersuku Jawa misalnya, jumlah populasinya yang mengadu nasib di Jakarta sekitar 2.927.340 jiwa. Jumlah ini lebih besar dari jumlah penduduk asli Jakarta. Dari sekian banyaknya penduduk yang hidup di Jakarta muncullah berbagai permasalahan. Namun yang menjadi titik fokus bukan permasalahan Jakarta.

Dari sekian banyaknya pendatang yang hidup di Jakarta, ada satu nama yang menjadi sebuah kebanggaan bagi penduduknya, yakni Persija Persija yang berdiri sejak tahun 1928, Macan Kemayoran begitu julukan tim yang sudah merengkuh 10 gelar juara dari era perserikatan ini memiliki supporter fanatik yang bernama Jakmania. Kelompok supporter ini memang terbilang masih cukup muda umurnya dibandingkan dengan kelompok supporter di kota besar lainnya. Supporter ini berdiri sejak tahun 1997 pada tanggal 19 desember atau berbarengan dengan bergulirnya Liga Nasional edisi ke IV. Salah satu pendiri dari kelompok supporter ini adalah selebritis Ibukota yakni Gugun Gondrong.

Di tengah heterogennya penduduk yang menetap di Jakarta masih ada sekelompok orang yang mencintai tim sepak bola kebanggaan Ibukota. Saat ini anggota Jakmania tercatat kurang lebih 60.000 anggota. Antusiasme para pendukung ini membuktikan bahwa para penduduk yang berdatangan dari luar Ibukota pun begitu mencintai Persija. Mereka para pendatang saat pertama kali hadir di Ibukota mungkin masih sangat terlihat jelas fanatisme kedaerahannya apalagi yang bersangkutan dengan tim sepak bola. Tetapi setelah mereka merasakan hadir langsung di stadion untuk menyaksikan langsung Persija berlaga mereka sedikit demi sedikit tergerus hatinya untuk mencintai Persija.
Namun diantara itu semua, di Jakarta juga terdapat begitu banyak kepentingan. Sebagai Ibukota Negara dan juga sebagai pusat perekonomiannya, Jakarta merupakan ladang mencari uang bagi para pengusaha-pengusaha besar. Jakarta banyak berdiri mall-mall mewah, hotel-hotel megah. Jakarta begitu besar. Mungkin dari permasalahan ini, kita dapat menilai bahwa penggerusan nama baik The Jakmania memang telah dirancang secara bersama. Berbagai upaya ini biasanya berakhir pada sebuah tidak diijinkannya Persija main di Jakarta atau pertandingan diberlangsungkan tanpa penonton. Musim kemarin hal ini kerap kali dialami oleh Persija. Seperti ada sebuah rekayasa besar yang ingin menjatuhkan nama baik Persija dan The Jakmania sebagai supporternya.

Namun diantara serbuan “Kenapa Selalu Kami” yang disudutkan, The Jak akan selalu mempunyai kebanggaan bahwa “Kenapa Selalu Kami” yang bertahan. Kekuatan terbesar yang dimiliki oleh The Jakmania adalah bahwa mereka hadir untuk mendukung dan mencintai Persija, cinta mereka akan selalu lebih besar ketimbang menghadapi permusuhannya dengan Bobotoh dan Viking. The Jakmania akan selalu bertahan menghadapi sebuah rekayasa besar yang selalu ingin menyudutkannya dan Persija. Dan tentunya The Jakmania harus menuntut pertanggungjawaban Kapolda Jabar dalam kejadian 8 Mei di Tol Cikampek tersebut. Karena dialah yang patut dimintai keterangannya, dengan mengacu pada kesepakatan yang telah dibuat bersama.

Terakhir, yang perlu selalu di ingat sebaiknya The Jakmania tidak perlu lagi menganggap persaingan Persija dengan Persib sebagai duel yang klasik dan berkelas. Secara raihan juara dan rekor pertemuan Persija selalu berada di atas Persib Bandung. Duel klasik ini sebaiknya di anggap sebagai duel beda kelas dan tentunya juga beda “mental”. Persija ialah macan yang selalu siap mengaumkan kegarangannya, bukan Maung yang selalu mengeongkan ketakutannya.

sumber : jakonline.asia

Pengikut