Selasa, 27 Mei 2014

Manusia dan Tanggung Jawab



Menurut sifat dasarnya, manusia adalah makhluk bermoral dan mempunyai tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia untuk memenuhi kewajiban dan pengabdiannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan dengan konteks teologis. Manusia sebagai makhluk individual berarti manusia harus bertanggung jawab terhadab dirinya, tanggung jawab terhadap Tuhannya. Timbul karena manusia sadar akan keyakinan nilai-nilainya.
Tanggung jawab berat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak, dan dapat juga tidak mengacu kepada hak.
Pengorbanan adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat atau pun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak.

Pengertian
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tiap-tiap manusia sebagai makhluk Allah SWT bertanggung jawab atas perbuatannya. Firman Allah SWT: “Tiap-tiap dari (individu) bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”. (QS. Al-Mudatstsir, 14: 38)
Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan dengan konteks teologis. Manusia sebagai makhluk individual berarti manusia harus bertanggung jawab terhadab dirinya (keseimbangan jasmani dan ciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila tidak memiliki kesadaran yang mendalam.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian orang yang bertanggung jawab, orang yang berani menanggung resiko, atau segala yang terjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain tidak pengecut dan mandiri. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.
Demikian juga tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, timbul karena manusia sadar akan keyakinan nilai-nilainya. Dalam hal ini terutama keyakinan terhadap nilai yang bersumber dari jalan agama manusia bertanggung jawab terhadap kewajiban menurut keyakinan agamannya.
Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak, maka dengan tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.
Kewajiban dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1)      Kewajiban terbatas
Kewajiban ini berlaku kepada setiap orang, sama, tidak dibeda-bedakan.
Contohnya: undang-undang larangan membunuh, mencuri yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
2)      Kewajiban tidak terbatas
Kewajiban ini berlaku kepada semua orang. Tanggung jawab kepada kewajiban ini, nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebijakan.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau orang lain. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan, sebab ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai yang berlaku.
Problem pertama yang dirasakan pada zaman sekarang, sehubungan dengan masalah tanggung jawab, adalah rusaknya peranan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu adil, atau mencoba berbuat adil. Tetapi adakala orang bertanggung jawab tidak dianggab adil, karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya. Orang yang demikian tentu akan mempertanggungjawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Dia tidak tampak tetapi memggerakkan d
unia dan mengaturnya. Jadi, orang semacam ini akan bertanggung jawab kepada Tuhannya.

MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB

a. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia diciptakan oleh Tuhan mengalami periode lahir, hidup, kemudian mati. Agar manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai pengisi fase kehidupannya itu maka manusia tersebut atas namanya sendiri dibebani tanggung jawab. Sebab apabila tidak ada tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maka tindakannnya tidak terkontrol lagi. Intinya dari masing-masing individu dituntut adanya tanggung jawab untuk melangsungkan hidupnya di dunia sebagai makhluk Tuhan.
Contoh:
Manusia mencari makan, tidak lain adalah karena adanya tanggung jawab terhadap dirinya sendiri agar dapat melangsungkan hidupnya.

b. Tanggung jawab terhadap keluarga 
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri atas ayah-ibu, anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab itu menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Untuk memenuhi tanggung jawab dalam keluarga kadang-kadang diperlukan pengorbanan.
Contoh:
Seorang ayah rela bekerja membanting tulang demi memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

c. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila semua tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh:
Seseorang yang menyediakan rumahnya sebagai tempat pelacuran pada lingkungan masyarakat yang baik-baik, apapun alasannya tindakan ini termasuk tidak bertanggung jawab terhadap masyarakat, karena secara moral psikologis akan merusak masa depan generasi penerusnya di lingkungan masyarakat tersebut.

d. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkahlaku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawabkan kepada negara.
Contoh:
Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, guru Isa yang terkenal guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru Isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah. Kalau perbuatan itu di ketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.

e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawabmelainkan untuk mengisi kehidupannya. Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan, maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai Penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.
Contoh:
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada umumya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk Tuhan.

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

Manusia sering disebut sebagai makhluk yang bebas; artinya bebas menentukan dirinya sendiri. Akal dan budi tetap menempatkan manusia dalam kedudukan yang "membahagiakan". Di pihak lain akal dan budi memberikan "beban" bagi manusia. Sebab setiap manusia harus bertanggung jawab terha­dap apa yang diperbuatnya. Setiap manusia harus berani me­nanggung resiko dari apa yang dilakukannya.
Sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu,makhluk sosial, dan makhluk ciptaan Allah, tanggung jawab manusia dapat dibedakan atas tanggung jawab terhadap dirisendiri, tanggung jawab terhadap masyarakat dan tanggung ja­wab terhadap Allah.
Allah telah menciptakan manusia lengkap dengan segala peralatannya, diberi hidup, akal, dan budi.Semua pemberian itu harus dipelihara. Terhadap hidup manusia dituntut tangung jawabnya di samping menggunakan akal dan budinya sebagaimana mestinya, juga dituntut menanggung resiko akiabat dari perbuatan akal dan budinya.Bila akal dan budiberbuat jahat atau pun sebaliknya, manusia bersangkutan ha­rus berani menanggung resiko, baik di dunia maupun diakhi­ral, nanh. Sesuai dengan firman Allah dalam AI-Quran suratAt-Tasyakur ayat 8 artinya: "Sesungguhnya kamu akan dipe­riksa pada hari itu (kiarnat) dari hal segala nikmat yang telah kallm Wrillia."
Peraturan adalah alat yang dapatmengikat seluruh anggota masyarakat untuk menghindari ke­hidupan yang kaeau.Untuk menghindari kehidupan yang tidakterkendali, sebagaimana kehidupan binatang di hutan belantarayang menerapkan hukum khasnya "siapa kuat dialah yang menang.
Setiap anggota masyarakat dituntut tanggung jawab, demitegaknya peraturan.Semua perilaku setiap anggota masyarakatharus dapat diterima oleh masyarakat bersangkutan. Bila adapelanggaran dia akan mendapat hukuman dari masyarakat ber­sangkutan. Baik hukuman fisik, maupun hukuman non fisik,yaitu dikucilkan dari pergaulan.Hukuman pengucilan merupa­kan hukuman yang paling berat, sebab orang tersebut dijauh­kan dari pergaulan dengan sesamanya.
Pelanggaran terhadap setiap ketentuan itu sangat mempe­ngaruhi harga "kem anus iaanny a" atau harga diri individu ber­sangkutan. Kecuali orang yang abnormal pasti harga dirinya ti­dak mau dipandang rendah.Orang yang demikian itu sudahtidak mau tahu tentang kebaikan, tidak dapat membedakanmama yang baik dan yang jelek. Hal ini sesuai dengan firmanAllah surat Al-Anfal ayat 22, yang artinya :
"Sesungguhnya yang sejahat-jahat atau sejelek-jelek makhlukdi sisi Allah ialah orang-orang yang tuli, bisu dan tidak tahuapa-apa".Yang dimaksud tuli, bisu dan tidak tahu apa-apa disini, bukan tuli lantaran tidak dapat mendengar (tuna rungu)itu bukan.Bisu artinya orang yang tidak dapat berbicara itubukan.Tetapi artinya orang yang sudah tidak dapat mende­ngarkan hal-hal yang baik, orang yang sudah tidak dapat me­lihat atau tak mau tahu terhadap hal-hal yang baik.
Tanggung jawab manusia yang lain adalah tanggung jawabterhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhan yang telah mencipta­kan manusia ke dunia ini.Manusia diberi tugas oleh Tuhan un­tuk menjadi khalifah di dunia, untuk mengatur alam semestasupaya tetap baik, harmonis dan dapat dimanfaatkan.
Bagaimanapun manusia itu tetap manusia, artinya makhlukyang lemah, makhluk yang suka mengingkari janji, bahkansenang berbuat buruk, maka Tuhan perlu mengingatkan dalam firman-Nya: "Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk berbakti." (QS. Adz-Dzariyat : 56). Dengan demikian sesungguhnya sejak lahir makhluk yang namanya manusia itu sudah dibebani tanggung jawab.la harus berbuat baik terhadap sesama makhluk maupun terhadap Tuhan Seru Sekalian Alam. Lebih-lebih terhadap Tuhan manusia harus berbakti, tunduk dan tact; dengan cara melaksanakan sebagai konsekuensi atas semua nikmat yang diterima dari-Nya. Bila semua itu lalai maka kelak di kemudian hari akan mempertanggung jawabkan­nya di hadapan-Nya. Karena itu harus kita ingat peringatanAllah : "Barang siapa yang mengerjakan kebaikan, walaupun seberat atom, akan merasakan pahalanya; dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, walaupun seberat atom, akan merasa­kan siksanya." (QS. Az-Zalzalah : 7 - 8).
Untuk itu marilah kita renungkan sabda Nabi : "Kami se­mua itu adalah pemimpin, dan kamu semua akan diminta per­tanggunganjawab atas semua yang kamu pimpin. Semua Imam, entah itu RT, RW, sampai Kepala Negara itu adalah pemimpin, maka is akan dimintai pertanggungjawabannya."

Kesimpulan :
Manusia sering disebut sebagai makhluk yang bebas, artinya bebas menentukan dirinya sendiri. Akal dan budi telah menetapkan manusia dalam kedudukan yang “membahagiakan”. Dipihak lain akal dan budi memberikan “beban” bagi manusia. Sebab setiap manusia harus bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya. Seperti manusia harus berani menanggung resiko dari apa yang dilakukannya.
Sesuai dengan kedudukannya manusia makhluk individu, sosial, dan makhluk ciptaan Allah SWT. Tanggung jawab manusia dapat dibedakan atas tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat dan tanggung jawab terhadap Allah SWT.
Sebagai makhluk sosial dibebani oleh tanggung jawab pula. Dalam masyarakat baik tertulis maupun tidak ada peraturan dalam ketentuan yang wajib di taati oleh setiap anggota masyarakat bersangkutan.
Kewajiban dibagi dua bagian, yaitu:
a.       Kewajiban terbatas
b.      Kewajiban tidak terbatas
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan antara kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat dan ikatan.
Pengabdian dibagi atas:
a.       Pengabdian kepada keluarga
b.      Pengabdian kepada masyarakat
c.       Pengabdian kepada Tuhan
d.      Pengabdian kepada Negara
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian, pengorbanan dapat berupa harta, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwa.
Pengorbanan dirasakan secara ikhlas, tanpa pamrih, perjanjian, transaksi kapan saja diperlukan.
Pengorbanan dapat berupa:
a.       Pengorbanan kepada keluarga
b.      Pengorbanan kepada masyarakat
c.       Pengorbanan kepada Tuhan
d.      Pengorbanan karena kebenaran


Daftar Pustaka :




Pengikut